Beranda | Artikel
Melakukan Shalat Witir antara Azan Shubuh dan Iqamah
Sabtu, 22 April 2017

Bagaimana jika sudah azan Shubuh namun masih melakukan shalat witir? Padahal shalat witir adalah penutup shalat malam.

Perlu dipahami bahwa shalat witir berakhir dengan terbitnya fajar Shubuh.

Ada hadits berikut ini.

عَنِ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ رَجُلاً جَاءَ إِلَى النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – وَهْوَ يَخْطُبُ فَقَالَ كَيْفَ صَلاَةُ اللَّيْلِ فَقَالَ « مَثْنَى مَثْنَى ، فَإِذَا خَشِيتَ الصُّبْحَ فَأَوْتِرْ بِوَاحِدَةٍ ، تُوتِرُ لَكَ مَا قَدْ صَلَّيْتَ »

“Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma bahwa ada seseorang yang mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau ketika itu sedang berkhutbah. Orang tersebut bertanya pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, bagaimana cara shalat malam. Beliau menjawab,

Shalat malam itu dua raka’at salam, dua raka’at salam. Jika engkau khawatir datang shubuh, berwitirlah dengan satu raka’at. Dengan itu berarti kalian menutup shalat tadi dengan witir.” (HR. Bukhari, no. 473, 990; Muslim, no. 749)

Ada tambahan riwayat,

عَنْ أَبِى سَعِيدٍ أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « أَوْتِرُوا قَبْلَ أَنْ تُصْبِحُوا »

Dari Abu Sa’id radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Berwitirlah kalian sebelum masuk Shubuh.” (HR. Muslim, no. 754)

Bagi yang luput dari witir, ada dua cara yang bisa ditempuh untuk mengganti shalat witir tadi:

 

Pertama: Mengganti shalat witir di waktu Dhuha dengan menggenapkan jumlah raka’atnya. Kalau kebiasaannya tiga raka’at digenapkan menjadi empat raka’at.  Cara mengerjakan shalat genap tadi adalah salam setiap dua raka’at.

‘Aisyah radhiyallahu ‘anha menyebutkan,

إِذَا صَلَّى صَلاَةً أَحَبَّ أَنْ يُدَاوِمَ عَلَيْهَا وَكَانَ إِذَا غَلَبَهُ نَوْمٌ أَوْ وَجَعٌ عَنْ قِيَامِ اللَّيْلِ صَلَّى مِنَ النَّهَارِ ثِنْتَىْ عَشْرَةَ رَكْعَةً

“Jika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengerjakan shalat, beliau senang menjaganya secara rutin. Jika beliau tertiru atau sakit sehingga luput dari shalat malam, beliau menggantinya di siang hari dengan 12 raka’at.” (HR. Muslim, no. 746). Karena kebiasaan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, shalat malam dengan 11 raka’at, maka digenapkan di siang hari menjadi 12 raka’at.

 

Kedua: Sekelompok sahabat menganggap tidaklah bermasalah melaksanakan shalat witir antara azan dan iqamah shalat. Yang berpendapat seperti ini adalah Ibnu Mas’ud disebut dalam An-Nasa’i (1667), dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani; Ibnu ‘Abbas dalam riwayat Imam Malik dalam Al-Muwatha’ (255); ‘Ubadah bin Ash-Shamit dalam riwayat Imam Malik (257).

Ibnu Taimiyah juga menganggap dibolehkan hal tersebut sebagaimana pernah dilakukan oleh Ibnu ‘Umar dan ‘Aisyah. Qadha shalat seperti ini berlaku untuk shalat wajib maupun shalat malam dan witir. Hal tersebut disebutkan dalam kitab Al-Fatawa Al-Kubra (2: 240).

Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid menyatakan bahwa jika salah satu dari dua cara di atas dilakukan, maka tidaklah masalah. Hal ini beliau sebutkan dalam Fatwa Al-Islam Sual wa Jawab, no. 65692.

Pelajaran berharga, yang penting ibadah dijaga ajeg (kontinu) walau sedikit.

Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat.

@ DS Panggang Gunungkidul, Sabtu pagi, 25 Rajab 1438 H

Oleh: Muhammad Abduh Tuasikal

Follow Us : Facebook Muhammad Abduh Tuasikal (bisa ikuti kajian LIVE via Facebook)

Fans Page Facebook Rumasyho | Twitter @RumayshoCom | Instagram @RumayshoCom | Channel Telegram @RumayshoCom | Channel Telegram @TanyaRumayshoCom | Channel Youtube Rumaysho TV

Biar membuka Rumaysho.Com mudah, downloadlah aplikasi Rumaysho.Com lewat Play Store di sini.


Artikel asli: https://rumaysho.com/15625-melakukan-shalat-witir-antara-azan-shubuh-dan-iqamah.html